MENJADI MAHASISWA YANG BERFIKIR KRITIS DAN KREATIF

 Keterampilan Berfikir Kritis Dan Kreatif (Critical Thinking)

Sebelum membahas tentang berfikir kritis, sebaiknya kitatayakan terlebih dahulu “apa berfikir itu?” secara singkat, BERFIKIR adalah berbicara didalam hati dalam arti berbicara tetapi nada suara tidak terdengar. Berfikir merupakan aktivitas ideasional (Plato). Menurut Santrock (dalam Rahmawati:2014) “berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori”. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah (Rahmawati, 2014:15). Sekarang mari kita pelajari apa berfikir kritis itu. Berfikir kritis merupakan ranah pemikiran yang menggunakan hemisfera otak kiri. Definisi berfikir kritis dikemukakan oleh banyak ahli. Diantaranya adalah Paul dan Elder (2006, dikutip dalam Browne & Keeley, 2007). Ia mengemukakan berfikir kritis sebagai “seni melakukan analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi, pemikiran, fakta dan sejenisnya dengan tujuan untuk melakukan perbaikan.” Serriven dan Paul (1992, Dikutip dalam Marrapodi, 2003) mengartikan berfikir kritis sebagai “proses intelektual yang runtut tentang bagaimana secara terampil dan aktif mengkonsep, menerapkan, menganalisis, mensistesikan dan atau mengevaluasi suatu informasi yang didapat atau dihasilkan dari observasi, pengalaman, refleksi, berfikir, atau berkomunikasi sebagai suatu panduan bagi apa yang harus dipercayai dan apa yang harus dilakukan.”

Dalam berfikir kritis, timbul rasa ingin tahu yang kuat. Hal ini di tandai dengan kemampuan bertanya. Alat bertanya adalah 5 W (who(siapa)?, what(apa)?, where (dimana)?, when (kapan)?, why (Kenapa)? Dan How (Bagaimana)?. Misalnya, Siapakah President Indonesia kita yang sekarang? Apa kegunaan anda belajar? Dimana rumah presiden Indonesia yang sekarang? Kapan President RI mengunjungi kota anda?  Kenapa President RI mengunjungi Kota anda? Bagaimana President RI bisa sampai di daerah terpencil seperti kampung anda?.

Disamping rasa keingintahuan yang sangat tinggi, berfikir kritis memerlukan keberanian. Hal ini dianggap penting karena untuk mampu bertanya sesuatu, seseorang harus berani bertanya. Karena itu diperlukan mental yang kuat. Hilangkan rasa takut bersalah dan rasa grogi saat mau bertanya. Disamping itu, Keberanian  untuk mempertanyakan sesuatu yang dianggap tidak boleh digugat. Misalkan, Apakah prostitusi perlu dilegalkan? Apakah aborsi itu harus dilegalkan? Apakah hak waris laki – laki dan perempuan itu harus disamaratakan? Apakah harus ada anjuran buat pelarangan poligami dinegara ini? Ketika sebagian orang disekitar kita berfikiran tidak kritis atau cenderung monoton dan merasa nyaman dengan kondisi yang ada bahkan mereka menikmati dan mendapatkan banyak keuntungan, maka diperlukan keberanian berfikir kritis.

Dalam berfikir kritis, ada tiga keterampilan utama yang harus dimiliki oleh segenap mahasiswa, yaitu: (1) ANALISIS, (2) SINTESIS, (3) EVALUASI.

 Kemampuan analisis meliputi kemampuan untuk memahami pola – pola atau ide – ide dan menguraikan secara logis dari yang besar menjadi komponen – komponen kecil. Disamping itu juga, mampu untuk mengidentifikasi asumsi – asumsi dan bias – bias yang ada dalam suatu informasi, fakta, dan pemikiran. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam analisis, diantaranya; akurasi, kejelasan dan ketepatan. Untuk melakukan analisis, pertanyaan yang disusun berdasarkan 5W 1 H.

 Seperti gunakan tulisan yang berisi opini, kemudian mintalah peserta didik untuk mengelompokan fakta fakta yang mendukung dan yang tidak mendukung opini penulis kemampuan sintesis merupakan suatu kemampuan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi, fakta dan pemikiran lain untuk menjadi sesuatu yang original. Dalam melakukan sintesis ini ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: validitas, konsistensi dan logika. Salah satu caranya: berikan beberapa bacaan singkat kepada peserta didik, kemudian berikan pertanyaan – pertanyaan yang jawabanya tidak secara langsung tertulis dalam bacaan – bacaan tersebut.

 Selanjutnya, evaluasi menuntut mahasiswa mampu menaksir, memeriksa dan menilai validitas, relevansi dan signifikansi dari suatu informasi, fakta, dan pemikiran yang sedang dikajinya. Berdasarkan evaluasi yang dilakukanya, mahasiswa akan mampu memutuskan untuk berpegang atau tidak berpegang pada suatu informasi, fakta dan pemikiran yang telah di analisis dan disistensikan. Contoh pertanyaan dalam mengevaluasi terhadap suatu informasi, fakta dan pemikiran antara lain; apa kegunaan informasi? Apakah pemikiran itu logis? Apakah kesimpulan itu sesuai dengan fakta yang disajikanya? Apakah fakta itu bisa dipertanggungjawabkan? Apakah pemikiran itu relevan dengan konteksya? Siapa yang paling diuntungkan dari informasi, fakta dan pemikiran itu?

Dengan kemampuan berfikir kritis, mahasiswa diharapkan mampu untuk:

1.      Melihat informasi, fakta dan pemikiran dengan berbagai perspektif.

2.      Menulis artikel, makalah, paper atau skripsi secara logis

3.      Mengevaluasi setiap ide – ide baru yang muncul

4.      Menentukan relevans dari apa yang dipelajari di kelas secara mandiri

5.      Mempertanyakan kembali kebenaran dari apa yang diajarkan oleh dosen.

6.      Mengetahui adanya inkonsistensi antara apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan

7.      Menolak untuk menerima atau melakukan sesuatu yang tidak memiliki basis alas an yang logis

8.      Berfikir terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya secara mandiri dan proporsional.

Berbeda dengan keterampilan berfikir kritis, berfikir kreatif penggunaan hemisfora otak kanan. Banyak ahli meyakini bahwa kemampuan untuk menggunakan otak kiri dan kanan secara seimbang sebagai kunci kesuksesan seseorang. Tony Buzan (2006) meyakini bahwa pada dasarnya otak itu kreatif dan setiap orang punya kesempatan untuk mengaktualisasikan potensi berfikir kreatif itu kedalam ide – ide cemerlang.

Otak kanan – otak kiri



Otak kiri :                                                                                      Otak kanan:

·        Linguistic

·        Matematika

·        Menulis

·        Membaca

·        Logika

·        Urutan

·        Sistematika

·        Analitis

 

Sumber Gambar : https://hellosehat.com/saraf/fungsi-otak-kanan-dan-kiri/

·         Musik

·        Konseptual

·        Gagasan

·        Inovasi

·        Gambar

·        Irama

·        Bermimpi

 

 

 

Ross (2008) menjelaskan bahwa creative thinking itu merupakan suatu proses yang disengaja dan bertujuan untuk menghasilkan suatu nilai Nyata (tangible value), misalnya; solusi terhadap suatu masalah, mahakarya seni baru, ide segar yang mampu menghasilkan peluang baru. Bahkan, (Robinson 2011) meyakini bahwa kemampuan kreatif itu merupakan konsekwensi alamiah sebagai manusia, tetapi tantangan berikutnya adalah tergantung bagaimana kita bisa mengembangkan potensi itu.

Ada beberapa indicator seseorang itu dianggap telah mampu mengembangkan potensi kreativitasnya, seperti yang disebutkan oleh Michalko (1998) sebagai berikut:

a)      Pandai melihat suatu permasalahan dengan berbagai cara yang berbeda.

b)      Pandai membuat ide tampak nyata

c)      Pandai membuat suatu kobinasi – kombinasi baru.

d)      Pandai memaksakan suatu keterhubungan

e)      Pandai berfikir melawan arus

f)        Pandai berfikir secara metaforis

g)      Pandai mempersiapkan diri untuk suatu peluang.

Sementara itu, ada beberapa indicator yang menunjukan seseorang itu tidak mampu menumbuhkan daya kreatifnya seperti dibawah ini (Thomas,1999).

a)      Tidak mampu bertanya

b)      Tidak mampu mengingat ide ide yang muncul

c)      Tidak mampu merevisi ide ide yang ada

d)      Tidak mampu mengungkapkan ide ide yang dimiliki.

e)      Tidak mampu untuk berfikir dengan cara baru

f)        Tidak mampu untuk berharap lebih

g)      Tidak mampu mencoba untuk menjadi kreatif

h)      Tidak mampu untuk selalu mencoba

i)        Tidak mampu mentoleransi perilaku kreatif.

Untuk menumbuhkan kreativitas, ada tujuh pedoman yang dikembangkan oleh Michalko (2000). Tujuh pedoman tersebut disingkat menjadi SCAMPER, singkatan dari :

a)      Substitute (ganti)

b)      Combine (kombinasikan)

c)      Adapt (adaptasi)

d)      Modify, magnify or add (modifikasi atau tambahkan)

e)      Put to other uses (terapkan pada kegunaan lain)

f)        Eliminate (singkirkan)

g)      Rearrange or reserve (tata ulang atau balikan)

Senada dengan itu, meskipun tidak ada panduan pasti untuk meningkatkan kreativitas, the mind Gym (2007) menawarkan beberapa langkah berikut yang dianggap dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan kreativitas :

a)   Biarkan ide atau gagasan muncul sebanyak – banyaknya dengan membiarkan diri kita untuk mengekplorasi dan mencari gagasan – gagasan yang baru, maka akan menuntun kita untuk memperluas wawasan secara otomatis.

b)      Jangan terburu buru menolak suatu gagasan meskipun gagasan itu aneh. Semua gagasan  tu bagus karena pada saat kita mendapatkanya kita belum tahu akan kemana arahnya.

c)      Catat dan rekam ide dan gagasan apapun yang muncul. Dengan demikian anda tak harus membuang energy untuk mengingat ngingat yang pernah muncul dalam benak anda.

d)      Tetapkan sebuah tujuan, kreativitas yang tidak terarah biasanya biasa – biasa saja.

e)      Sukai terlebih dahulu setiap ide dan gagasan yang baru muncul. Gagasan yang jenius biasanya muncul ketika gagasan yang sudah ada atau anda sukai. (meskipun tak jelas alasanya) dibiarkan matang dengan sendirinya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA PERSIDANGAN DALAM BERORGANISASI

SILABUS BISNIS KREATIFITAS DAN INOVASI

TUGAS REMEDIAL BAHASA INDONESIA