KISI KISI ADMINISTRASI PERBANKAN
SEJARAH PERBANKAN
Sejarah Perbankan
Asal
mula kegiatan pebankan
Sejarah dikenalkan asal mula kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daerah Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke
asia barat oleh parah pedagang. Perkembangan perbankan di asia, afrika dan
amerika dibawa oleh bangsa eropa pada saat melakukan penjajahan ke Negara
jajahannya baik di asia, afrika maupun benua amerika.
Jika kita telusuri sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang di kenal nama dengan pedagang valuta asing (money changer).
Jika kita telusuri sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang di kenal nama dengan pedagang valuta asing (money changer).
Sejarah
perbankan
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman babylonia
kemudian dilanjutkan ke zaman yunani kuno dan romawi. Namun pada saat itu tugas
utama bank hanyalah sebagai tempat tukar menukar uang.Seiring dengan
perkembangan perdagangan dunia maka perkembangan perbankan pun semakin pesat
karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan
perdagangan. Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan eropa akhirnya
menyebar ke asia barat. Bank – bank yang sudah terkenal pada saat itu dibenua
eropa adalah Bank Valensia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank
of Barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan inggris
baru di mulai pada abad ke -16. Namun karena inggris yang begitu aktif mencari
daerah perdagangan yang kemudian di jajah, maka perkembangan perbankan pun ikut
di bawa ke Negara jajahannya.
Dan sedangkan sejarah perbankan di dunia di ceritakan seperti di
bawah ini:
konsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun 1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil. Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi (1961) serta Muhammad Hamidullah (1944-1962) .
konsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun 1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil. Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi (1961) serta Muhammad Hamidullah (1944-1962) .
Secara kelembagaan yang merupakan Bank Islam pertama adalah
Myt-Ghamr Bank. Didirikan di Mesir pada tahun 1963, dengan bantuan permodalan
dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz
Ahmad El Nagar. Myt-Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan manajemen perbankan
Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam
produk-produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar
orientasinya adalah industri pertanian . Namun karena persoalan politik, pada
tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup . Kemudian pada tahun 1971 di Mesir
berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank, hanya
tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil.
Bank Islam pertama yang bersifat swasta adalah Dubai Islamic Bank,
yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari berbagai negara.
Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di Mesir
dan Sudan. Dan pada tahun itu pula pemerintah Kuwait mendirikan Kuwait Finance
House .
Secara internasional, perkembangan perbankan Islam pertama kali
diprakarsai oleh Mesir. Pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara
Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi Pakistan bulan Desember 1970,
Mesir mengajukan proposal berupa studi tentang pendirian Bank Islam
Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic Bank for
Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation
of Islamic Banks) . Inti usulan yang diajukan dalam proposal tersebut adalah bahwa
sistem keuangan bedasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama
dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian.
Proposal tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian
Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai tambahan
diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi dan
Pembangunan Negara-negara Islam (Investment and Development Body of Islamic
Countries), serta pembentukan perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-bank
Islam (Association of Islamic Banks) sebagai badan konsultatif masalah-masalah
ekonomi dan perbankan Islam .
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan Maret
1973, usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali diagendakan. Bulan Juli
1973, komite ahli yang mewakili negara-negara Islam penghasil minyak bertemu di
Jeddah untuk membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank
tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas pada
pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah
tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank
(IDB) dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua negara anggota
OKI.
Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni sebagai Bank Islam Komersial (Islamic Commercial Bank), seperti Faysal Islamic Bank (Mesir dan Sudan), Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami (Geneva), Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company (Bahama), Islamic Investment Company (Sudan), Bahrain Islamic Investment Bank (Manama) dan Islamic Investment House (Amman).
Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni sebagai Bank Islam Komersial (Islamic Commercial Bank), seperti Faysal Islamic Bank (Mesir dan Sudan), Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami (Geneva), Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company (Bahama), Islamic Investment Company (Sudan), Bahrain Islamic Investment Bank (Manama) dan Islamic Investment House (Amman).
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda.[butuh rujukan] Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di
Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische
Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian
hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri[1] serta terdapat beberapa
bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu
antara lain butuh rujukan
:
De Javasce NV.
De Javasce NV.
De
Postspaarbank.
Hulp
en Spaar Bank.
De
Algemene Volkskrediet Bank.
Nederlandsche
Handelsmaatschappij (NHM).
Nationale
Handelsbank (NHB).
De
Escompto Bank NV.
Nederlansch
Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:[butuh rujukan]
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank Bank Nasional Indonesia. Bank Abuan Saudagar.
NV
Bank Boemi.
The
Chartered Bank of India, Australia and China
Hongkong
& Shanghai Banking Corporation
The
Yokohama Species Bank.
The
Matsui Bank.
The
Bank of China.
Batavia
Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah
Indonesia. Bank-bank yang ada pada zaman awal kemerdekaan antara lain butuh
rujukan
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank
OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung Bank Negara
Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI
'46.Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini
berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank atau Syomin Ginko. Bank Surakarta
Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo. Bank Indonesia di Palembang
tahun 1946.
Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. Indonesian
Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta. NV
Bank Sulawesi di Manado tahun 1946. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun
1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik. Bank Timur NV di Semarang berganti
nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun
1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan.butuh rujukan Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank
Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) butuh rujukan. Masing-masing bentuk lembaga
bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah
komando di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana,
selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk
mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama
Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal
dari ide Jusuf Muda Dalam yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur
Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI -
dan disetujui oleh Presiden Soekarno.
Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi
dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama
Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda
Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini
menjadikan Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I; Bank Koperasi
Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit
II; Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III; Bank Umum
Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan Bank Tabungan Negara menjadi
Bank Negara Indonesia Unit V. Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil
diintegrasikan ke dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan
Bapindo.[butuh rujukan] Luputnya BDN dari proses pengintegrasian ini terutama
karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai Menteri
Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh
untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya.[5][6] Massie
beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar
negeri untuk penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang
sama.[butuh rujukan] Sementara, Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank
Berjuang karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri
Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga
Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota.[7]
Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk
menghalangi terintegrasi ke dalam BNI.
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank swasta
atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai satu-satunya bank
penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana progresif di sektor swasta dan
alat-alat yang dapat dipergunakan Pembangunan Semesta Berencana dan rencana-rencana
lain yang ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.Sebagaimana diketahui
bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu
Belanda.[butuh rujukan] Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari
pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta
nasional.[butuh rujukan] Pada 1958, pemerintah melakukan nasionalisasi bank
milik Belanda mulai dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun
1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian menjadi Bank Bumi
Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi Bank
Dagang Negara (BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank
Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor Indonesia
(BEII).[7].
Berikut
ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
Bank
Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU
No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini
sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan pada tahun 1951. Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor Bank ini berasal dari De Algemene
Volkskrediet Bank, kemudian dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama
Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi: Yang membidangi rural menjadi Bank
Rakyat Indonesia dengan UU No 21 Tahun 1968. Yang membidangi Exim dengan UU No
22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor Impor Indonesia. Bank Negara Indonesia (BNI
'46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN) BDN berasal dari Escompto Bank yang di
nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah)
ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada di luar Bank
Negara Indonesia Unit Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank, kemudian menjadi Nationale Handelsbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950.
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank, kemudian menjadi Nationale Handelsbank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950.
Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir
menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968. Bank Mandiri Bank
Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia
(Bank Exim).
Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.Jasa
bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara.[butuh rujukan] Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan.[butuh rujukan] Pertama, sebagai
penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah.[butuh
rujukan] Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu
kredit.[butuh rujukan] Ini adalah peran bank yang paling penting dalam
kehidupan ekonomi.[butuh rujukan] Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang
efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang
memakan waktu.[butuh rujukan] Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan
arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif.[butuh
rujukan]Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan
menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang,
orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena
mereka tidak memiliki dana pinjaman
Sejarah Perkembangan Perbankan Di Indonesia
Bank (cara
pengucapan: [bang]) adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan
uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata
bank
berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Industri perbankan telah mengalami perubahan
besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif
karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan
yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka
bayar untuk simpanan deposan.
Etimologi
Kata bank berasal
dari bahasa Italia banque atau Italia banca
yang berarti bangku. Para bankir Florence pada
masa Renaissans melakukan transaksi mereka dengan duduk di
belakang meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang
tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.
Pengertian
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan
jasa bank lainnya.Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung
Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat.Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat.Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut.bank
didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa manfaat perbankan
dalam kehidupan:
- Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
- Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
- Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
- Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
- Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank)
yang utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan,
ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat
jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang
menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau
lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam
melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang
menggunakan prinsip kehati-hatian.4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara
filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan
bangsa.
Sejarah
Asal mula
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti
sebuah firma pada umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan
merencanakan membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan
kekuatan armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak
mempunyai kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu
direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu duabelas
hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan
perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia
Barat oleh para pedagang.Perkembangan
perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di
Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah
dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan,
arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah
kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu
dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal
dengan nama Pedagang Valuta Asing
(Money
Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut
sekarang ini kegiatan simpanan.Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan
kegiatan peminjaman uang.Uang yang
disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya.Jasa-jasa
bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
yang semakin beragam.
Sejarah Perbankan di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak
terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada
masa itu De
javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24
Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij,
NV pada tahun 1918 sebagai
pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar
negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia
Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
- De Javasce NV.
- De Post Poar Bank.
- Hulp en Spaar Bank.
- De Algemenevolks Crediet Bank.
- Nederland Handles Maatscappi (NHM).
- Nationale Handles Bank (NHB).
- De Escompto Bank NV.
- Nederlansche Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik
orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:
- NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
- Bank Nasional indonesia.
- Bank Abuan Saudagar.
- NV Bank Boemi.
- The Chartered Bank of India, Australia and China
- Hongkong & Shanghai Banking Corporation
- The Yokohama Species Bank.
- The Matsui Bank.
- The Bank of China.
- Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia
bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:
- NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
- Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI ’46.
- Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
- Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
- Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
- Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
- Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.
- NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
- Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik.
- Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar
sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan
juga Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Masing-masing bentuk lembaga bank
tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.
Doktrin Bank Berjuang
Bank Pemerintah
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan
angka-angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank
Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai
kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan
politik untuk mempermudah komando di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan
Semesta Berencana, selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk
mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara Indonesia, prakarsa
pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam, yang
saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia – yang
baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI – dan disetujui oleh
Presiden Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat
revolusi dengan motto Bank Berdjoang
di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi.
Nama Bank
Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf
Muda Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini
menjadikan; Bank Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit I Bank Koperasi Tani dan
Nelayan serta Bank Eksim Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit
II; Bank Negara Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit
III; Bank Umum Negara
menjadi Bank Negara Indonesia Unit
IV dan
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil
diintegrasikan ke dalam Bank Berdjoang
yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN dari proses
pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban
Bank-bank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk
berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya. Massie beralasan
bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk
penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang sama. Sementara,
Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan
Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan
anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan
Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota. Dengan demikian, melalui
kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke
dalam BNI.
Bank Swasta
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank
swasta atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta
sebagai satu-satunya bank penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana
progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat dipergunakan Pembangunan
Semesta Berencana dan rencana-rencana lain yang ditentukan
oleh Presiden Republik Indonesia.
Sejarah Bank Pemerintah
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia
mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh
karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang
menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun
bank swasta
nasional. Pada 1958,
pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai dengan Nationale
Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959 yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG
kemudian menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut Escomptobank menjadi
Bank Dagang Negara (BDN) dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi
Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat
sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu:
·
Bank Sentral
Bank
Sentral di Indonesia adalah Bank
Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan
UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di
nasionalkan di tahun 1951.
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1.
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No 21
Tahun 1968.
2.
Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi Bank Expor
Impor Indonesia.
· Bank Negara Indonesia (BNI 46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 46.
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 46.
- Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara Indonesia Unit.
- Bank
Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya. - Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
- Bank
Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962. - Bank Tabungan Negara
(BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968. - Bank
Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
Tujuan jasa perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua
tujuan Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien
bagi nasabah Untuk ini, bank menyediakan uang
tunai, tabungan, dan kartu
kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting
dalam kehidupan ekonomi. Tanpa
adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat
diperdagangkan dengan cara barter yang
memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan
arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini
berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus
dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh
pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana
pinjaman.
Perusahaan pemegang sepuluh besar
Berikut adalah sepuluh bank besar di Indonesia
pada akhir tahun 2010 berdasarkan aset dan market share yang dirilis oleh Bank
Indonesia.
No.
|
Nama
|
Aset (dlm triliun)
|
Market
share
|
1
|
Rp 410,619
|
13,650
|
|
2
|
Rp 395,396
|
13,140
|
|
3
|
Rp 323,345
|
10,750
|
|
4
|
Rp 241,169
|
8,020
|
|
5
|
Rp 142,932
|
4,750
|
|
6
|
Rp 113,861
|
3,780
|
|
7
|
Rp 106,508
|
3,540
|
|
8
|
Rp 74,040
|
2,460
|
|
9
|
Rp 72,030
|
2,390
|
|
10
|
Rp 68,334
|
2,270
|
Di Amerika Serikat
- Citigroup — 20 miliar
- Bank of America — 15 miliar
- HSBC — 10 miliar
- Royal Bank of Scotland — 8 miliar
- Wells Fargo — 7 miliar
- JPMorgan Chase — 7 miliar
- UBS AG — 6 miliar
- Wachovia — 5 miliar
- Morgan Stanley — 5 miliar
- Merrill Lynch — 4 miliar
Jenis-jenis bank dan fungsinya
Tiga kelompok utama Institusi keuangan – bank
komersial, lembaga tabungan, dan credit unions – yang juga disebut
lembaga penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari simpanan nasabah. [19]
Bank-bank komersial adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan bila diukur
dengan besarnya aset.[rujukan?] Mereka
melakukan fungsi serupa dengan lembaga-lembaga tabungan dan credit unions,
yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan membuat pinjaman (Namun, mereka
berbeda dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh lebih bervariasi).
Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank,
menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan tampaknya telah mengurangi pangsa aset
bank paling kecil (aset di bawah $ 1 miliar. Bank-bank ini – dengan aset
dibawah $ 1 milliar – cenderung mengkhususkan diri pada ritel atau consumer
banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit konsumen dan deposito lokal. Sedangkan
aset bank
yang relatif lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri dari dua
kelas adalah bank regional
atau super regional.[19] Mereka
terlibat dalam grosir yang
lebih kompleks tentang kegiatan komersialperbankan,
meliputi kredit konsumen dan perumahan serta pinjaman komersial dan industri (D &
I Lending), baik secara regional maupun nasional.[19] Selain
itu, bank – bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund)
– seperti dana antar bank atau dana pemerintah ( federal funds)- untuk membiayai
pinjaman dan kegiatan investasi mereka.[19] Namun,
beberapa bank yang sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral.[19] Saat
ini, lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche
Bank( melalui akuisisi bankir-bankir saling
mempercayai), Citigroup, JP Morgan , dan Bank HSBC di Amerika Serikat. Namun,
jumlahnya telah menurun akibat megamergers.
Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi
indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan
ketergantungan pada sumber nondeposit atau pinjaman dana.
Jasa perbankan
Jasa perbankan diberikan untuk mendukung
kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung
dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung.[4] Jasa
perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:
- Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah
- Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah
- Jasa pengiriman uang ( transfer )
- Jasa penagihan ( inkaso )
- Kliring
- Penjualan mata uang asing
- Penyimpanan dokumen
- Jasa cek wisata
- Kartu kredit
- Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.
- Jasa Letter of Credit (L/C)
- Bank garansi dan referensi bank
- Jasa bank lainnya.
REFERENSI
- ^ Hoggson, N. F. (1926) Banking Through the Ages, New York, Dodd, Mead & Company.
- ^ A LAW DICTIONARY By John Bouvier.Revised Sixth Edition 1856.
- ^ Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998
- ^ a b c d e f g h i Kasmir. Manajemen Perbankan.Jakarta:Rajawali Press.2000.
- ^ a b c Madura Jeff.Financial Market and Institutions.5th ed.United States of America:South – Western College Publishing:2001
- ^ de Albuquerque, Martim (1855). Notes and Queries. London: George Bell. hlm. 431.
- ^ BBC: Empire of the Seas programme
- ^ Great Britain. Committee on Currency and Foreign Exchanges, Great Britain. Committee on Finance and Industry, British Parliamentary reports on international finance: the Cunliffe Committee and the Macmillan Committee reports Volume 3897 of International finance, Ayer Publishing, 1979, ISBN 0-405-11212-2 ISBN 978-0-405-11212-6
- ^ Penders, C.L.M., (1977). Indonesia Selected Documents on Colonialism and Nationalism, 1930-1942, University of Queensland Press, Queensland
- ^ Jusuf Muda Dalam, lahir di Aceh, pernah menjadi anggota di parlemen Belanda, setelah pulang ke Indonesia masuk menjadi anggota PNI. Jusuf Muda Dalam pernah menjadi anggota direksi Bank Negara Indonesia sejak 1957, kemudian pada tahun 1960-1963 menjadi Presiden Direktur Bank Negara Indonesia (Lihat: Bank Negara Indonesia 50 tahun)
- ^ a b Bank BNI. (1996). Bank Negara Indonesia 50 Tahun, Jakarta, hal 160
- ^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965 tentang Pendirian Bank Tunggal Milik Negara
- ^ Feith, Herbert (2007). Lance Castles. ed. Indonesian Political Thinking 1945-1965. Equinox Publishing. hlm. 505. ISBN 9793780525, 9789793780528.
- ^ Arndt, Heinz Wolfgang (1984). The Indonesian economy: collected papers. Chopmen. hlm. 279. ISBN 9971681129, 9789971681128.
- ^ a b Prawiroardjo, Priasmoro (1987). “Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan: Kumpulan Esei Untuk Menghormati 70 tahun Sumitro Djojo hadikusumo”. di dalam Hendra Asmara. Perbankan Indonesia 40 tahun. Penerbit Gramedia, Jakarta. hlm. 193-196.
- ^ Gagasan untuk nasakomisasi perbankan yang terjadi pada masa perpolitikan dunia perbankan meningkat tajam dimulai dengan Bapindo. Direktur Utama ditunjuk Bermawi Alwi berasal dari NU sedangkan Direktur Hoetomo Soepardan berasal dari PKI, Moerdiono dan dua orang lagi dari PNI sedangkan Hoetomo Soepardan sebelumnya adalah anggota DPR
- ^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1965 tentang penunjukan Bank Pembangunan Swasta sebagai Bank Tunggal swasta untuk pembangunan
- ^ “10 Bank besar di Indonesia @kompas.com”. 14 Februari 2011. Diakses pada 20 Oktober 2011.
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris)Saunders Anthony, Marcia Millon Cornett. Financial Institutions Management: A Risk Management Approach.Singapore: McGraw Hill.2006.)
- Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 6th Ed, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
- sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bank
Komentar
Posting Komentar